#Mulaidarisini Chapter. 1
- Abiwardhani Rahmansyah

- Dec 28, 2019
- 2 min read

Haloo! setelah sekian waktu udah vacuum nih di dunia blog akhirnya aku bakal bikin sebuah artikel mengenai daily life ku sambil mengisi kekosongan libur panjang yang gatau mau ngapain hehe. Kali ini aku bakal cerita tentang seseorang yang menunggu seseorang yang menurutku dia memang pantas untuk ditunggu, namun hasilnya kita lihat aja nanti deh yaaa sampe kisah cerita ini selesai. Entah endingnya indah atau tidak kita lihat saja nanti kedepannya.
Desember 2019,
Hari yang cerah untuk memulai aktivitas dan memang di kota Bandung sendiri memang mulai masuk ke musim penghujan. Kegiatanku biasanya adalah menjadi panitia dalam sebuah kegiatan, dan organisasi.
Memang cukup banyak yang saya gelut saat ini dan tetiba WhatsApp ku ada notifikasi yang memang tidak pernah sebelumnya ia chat setelah cukup lama aku dan dia sudah tidak berhubungan. Ternyata ia menanyakan kembali apa kamu mau kereta api yang telah ia janjian dahulu? lantas diriku kaget tumben ngajak padahal memang sebelumnya ia meminta aku untuk pergi dari hidupnya dan cari kehidupan yang lain namun karena ajakan itu segala yang awalnya aku tidak ingin malah kembali datang dan tidak dapat terbendung akhirnya aku pun mengiyakan dengan harapan yang sesuai yang ku inginkan.
Tepat hari ini, pagi ia memberi kabar bahwa hari ini saja namun memang banyak rencana pula yang saya siapkan dan sebenarnya memang saya aga males namun saya buatkan niat kembali untuk mengajak ia naik kereta ke Stasiun Padalarang.
Waktu yang dinanti telah tiba. akhirnya aku bertemu ia dan aku mengantarkan ia ke stasiun kereta api. setelah sekian waktu menunggu di pembelian tiket, sangat disayangkan karena perjalanan nya memakan waktu sekitar 3 jam hingga 16.30 namun ia sendiri memang tidak bisa keluar hingga pukul 4 sore karena memang ia sedang menjaga kakeknya yang sudah tua dan saya pun tidak dapat memaksakan kehendaknya. akhirnya kita ke arah dago menuju KOZI, tempat kopi yang biasa saya suka kesana karena kenikmatan kopi susunya tiada tanding.
Ditengah perjalanan tepatnya sebelum dago pojok akhirnya kami sepakat untuk berhenti di AHASS untuk berteduh. Kami bercerita sedikit dan tertawa membicarakan hal hal kecil. Setelah reda, kami melanjutkan perjalanan ke KOZI namun saya lupa jalan hingga kami putar balik dan akhirnya ke tempat ngopi langganan anak anak kampus, Kopi Bakar jalan Dago 386.
Disitu dia membuka topik obrolan dan akhirnya aku memberanikan untuk mengutarakan perasaan yang awalnya ga sama sekali namun tiba tiba ia datang dan membuat aku luluh kembali, dan negosiasi tetap kami lanjutkan hingga ia lapar. Akhirnya aku lanjut aja ajak makan sebelumnya dia pengen cilor kesukaan yang aku beli di jalan. Setelah itu kita makan di Ayam geprek Pangeran, langganan ku ketika tidak punya uang hehehe.
Kami pun menyantap geprek yang kami beli dengan level 1 dan aku sendiri level 3 heheh. Negosiasi tetap aku jalankan namun memang tidak satu frekuensi hingga jam menunjukkan pukul 15.30 dan kami segera menuju rumahnya karena ibunya telah menelepon ia dan aku jadi ga enak.
Dari sinilah aku memutuskan untuk menunggu, entah kabar baik atau buruk aku akan terima, dan aku akan bikin cerita ini sampe dia kasih keputusan yang semoga itu yang terbaik bagi kita semua. See you later at next chapter :)))
W




Comments